Sabtu, 27 Desember 2014

Resensi Novel





Judul                : Bunga Cantik di Balik Salju
Penulis              : Titik Andarwati
Penerbit            : Diva Press
Dimensi            : 14 cm x 20 cm
Tebal                : 458 halaman
Harga               : Rp 55.000
Kota Terbit      : Yogyakarta
Tahun Terbit     : Mei 2011
Cetakan           : Ke-1
ISBN               : 978-602-978-667-5

SINOPSIS NOVEL
Novel ini menceritakan kehidupan seorang wanita yang hebat, kuat dan tegar, perjuangan hidup seorang wanita yang mandiri, wanita yang memiliki hati yang baik untuk merawat seorang anak yang masih bayi dari sahabatnya, Emi, ketika ia sendiri masih sangat muda, dan wanita yang mengagumkan, karena rela dicap 'tidak benar' oleh tetangga-tetangganya demi merawat anak angkatnya.
Wanita tersebut bernama Maulana Andara Restu atau biasa di panggil dengan Lana. Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, dia telah memutuskan untuk mengasuh Denniz, anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan. Ayah si bayi sendiri, Brian, tidak mau mengakui anaknya.Pertentangan dari keluarga Lana jelas terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya.Hidup yang berat bagi Lana.Di usianya yang ke-25, dia memutuskan untuk tinggal sendiri bersama Denniz dan membiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai staf pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing.

Memiliki Denniz selama 6 tahun membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya dengan kagum, iba, sinis, ataupun jijik saat Denniz memanggilnya “mama”. Semua itu tidak mengubah apa pun, dia tetap mencintai Denniz dan menganggap keputusannya untuk mempertahankan Denniz adalah keputusan terhebatnya.

Hidup Lana tak hanya dengan Denniz. Lana masih punya sahabat yang  juga rekan kerjanya di kantor. Megan, sahabat Lana yang selalu bermasalah dengan mertuanya. Ruben dan Rindra, yang selalu memanggil Lana dengan sebuatan Mother Lion. Fany dan Dyas, dua gadis yang begitu terobsesi untuk mendapatkan hati dari anak pemilik kantor ini,Yudha. Meskipun akhirnya Dyas menyerah dan memilih menikah dengan Satria. Laki-laki yang dulu hendak dijodohkan dengan Lana.

Cintanya kepada Denniz menjadikan dirinya mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri, termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki yang seharusnya mulai ia pikirkan untuk mendampingi hidupnya kelak. Keluarganya mulai resah dengan keadaan Lana yang belum juga menemukan jodohnya. Lana pun dijodohkan oleh seorang pria pilihan mamanya  yang bernama Satria. Namun Lana menolak dengan alasan ia  belum ingin menikah.

Hingga suatu hari, hadirlah sosok Dhimas Mahesa Radyatama, seorang arsitek lulusan Belanda, yang tidak lain adalah tetangga barunya. Dhimas, laki-laki keren dan pujaan banyak wanita ini,mulai memasuki kehidupan Lana.Sosok arsitek ini masuk dalam kehidupan Lana ketika ia dihantui oleh perasaan takut jika Denniz akan diambil ayahnya, Brian yang kini mulai mencintainya.

Dhimas yang hanya mengetahui bahwa Lana adalah seorang Ibu dengan satu anak menerima Lana apa adanya, seburuk apapun masa lalu Lana tanpa ia tau keadaan yang sebenarnya. Namun tidak semudah itu untuk Lana menerima Dhimas sebagai pendamping hidupnya, serta menjadi pabrik figur seorang Ayah untuk Denniz. Butuh pertimbangan yang tidak sedikit untuk hal itu, hingga ia memutuskan untuk menerima Dhimas sebagai Suaminya.

Akhirnya, Lana menerima Dhimas dan menjalin hubungan yang serius. Hingga suatu ketika Dhimas mempertemukan Lana dengan keluarga besar Dhimas. Awalnya ada sedikit penolakan dari keluarga Dhimas melihat kondisi Lana yang telah memiliki Denniz., dan Lana pun menjelaskan yang sebenarnya terjadi, terbukalah rahasia besar bahwa sebenarnya Lana belum pernah melahirkan seorang anak dan membuat Dhimas sangat terkejut.

Lalu Dhimas pun melamar Lana dan Lana menerimanya. Akhirnya mereka resmi menikah dan hidup bahagia bersama Denniz
Novel ini menggunakan motto hidup seperti bunga Dandelion. “Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan, saat tumbuhan lainnya mati, dandelion tetap hidup. Menahun. Dandelion bisa hidup di mana saja asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela batu, di dekat rel kereta api, ataupun di retakan-retakan trotoar pun ia bisa hidup. Dan, aku pun ingin seperti itu. Hidup seperti dandelion.”

UNSUR INTRINSIK NOVEL
1.     Tema : Ketegaran
Seorang wanita yang kuat dan tegar, memiliki hati yang baik untuk merawat seorang bayi dari sahabatnya ketika ia sendiri masih sangat muda. Perjuangan hidup seorang wanita yang mandiri. Wanita yang mengagumkan, rela dicap 'tidak benar' oleh tetangga-tetangganya demi merawat Denniz, anak dari sahabatnya.

2.     Tokoh
* Tokoh Utama         : Maulana Andara Restu
* Tokoh Kedua         : Denniz
* Tokoh Ketiga         : Dhimas Mahesa
* Tokoh Pembantu    :Megan, Fany, Dhyas, Yudha, Rindra, Pak Sinclair, Ruben, Yudha, Brian
* Tokoh Figuran        : Pak Rudi, Bu Rina, Hendra, Diki, Anggra, H. Bakrie, Emi
3.     Penokohan
* Maulana Anadara Restu : Sosok perempuan yang kuat dan tegar, keinginannya untuk mandiri sejak muda, dan sangat menyayangi Emi sahabatnya yang telah meninggal, juga sangat menyayangi anak angkatnya yaitu Denniz.
* Denniz : Anak kecil yang lucu, pintar, cuek dan manja.
* Dhimas Mahesa : Sosok laki-laki tampan, cuek dan mapan. Ia sangat menyayangi Denniz dan Lana.

4.     Alur
Alur maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan Lana saat itu kemudian harus kembali ke masa lalunya untuk menjelaskan alasan mengapa Lana akhirnya membesarkan Denniz sebagai anaknya sendiri. Dan akhirnya kembali maju dengan menceritakan Lana dan Dhimas akhirnya menikah.

5.     Sudut Pandang
Sudut pandang orang pertama serba tahu ( Aku ). Dalam cerita penulis ikut memerankan sebuah tokoh. Namun dalam cerita seolah-olah tokoh yang diperankan oleh penulis adalah menjadi pencerita.

6.     Amanat
Tidak ada anak yang dilahirkan dengan keadaan haram.Perbuatan orang tuannya lah yang haram. Pribagi yang tegar, kuat, dan mandiri sangat di perlukan agar dapat melewati rintangan - rintangan hidup yang tidak pernah kita duga. Jadilah diri sendiri dan selalu bersyukur tentang apa yang sudah Tuhan berikan.

KEUNGGULAN NOVEL
Novel ini mengajarkan kita nilai-nilai kehidupan. Sebuah bacaan menarik yang sangat inspiratif. Kata-katanya mudah dipahami. Pewatakan tokoh mudah dipahami dan digambarkan secara jelas. Alur cerita mudah dipahami meski alur maju mundur, dan alur tersebutlah yang membuat kita menjadi semakin penasaran.


KELEMAHAN NOVEL
Halaman novel tersebut cukup tebal, sehingga memberi kesan ceritanya yang panjang. Juga terdapat bagian cerita yang panjang meskipun intinya sama, sehingga membuat hal tersebut sedikit membosankan

KESIMPULAN
Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk wanita. Sesuai konsepnya yang inspirasional, novel ini memberikan kita banyak inspirasi, pesan dan kesan yang dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran. Sebuah novel yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana.